CITRA SATELIT YANG PALING BANYAK DIGUNAKAN UNTUK PERSYARATAN IPPKH

Citra satelit telah menjadi alat penting dalam pemetaan dan pemantauan lingkungan, termasuk untuk persyaratan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). IPPKH yang merupakan kependekan dari Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan adalah izin yang diberikan untuk menggunakan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan.

Salah satu persyaratan teknis bagi pelaku usaha yang ingin mendapatkan IPPKH sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor. P.27/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan, Pasal 23 huruf g yakni peta citra penginderaan jauh dengan resolusi minimal 5 (lima) meter liputan 1 (satu) tahun terakhir dilampiri dengan softcopy dengan koordinat sistem UTM Datum WGS 84. Berdasarkan peraturan tersebut, maka pelaku usaha yang ingin memperoleh IPPKH wajib menyertakan peta citra penginderaan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Dalam konteks persyaratan IPPKH, citra satelit dapat memberikan informasi yang berharga tentang keadaan lahan dan hutan yang dikelola. Citra satelit dapat memberikan gambaran luas tentang perubahan vegetasi, penggunaan lahan, dan kerusakan hutan. Dengan pemahaman yang baik tentang citra satelit yang paling sesuai, pemangku kepentingan dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam proses pengelolaan sumber daya hutan dan perizinan. Lalu data citra satelit apa sajakah yang sesuai dengan persyaratan teknis untuk mendapatkan IPPKH?, Artikel ini akan membahas mengenai jenis citra satelit yang paling banyak digunakan untuk persyaratan IPPKH. Simak informasi nya dibawah ini !

  1. Citra Satelit SPOT–6 dan SPOT–7 (Resolusi Spasial Kelas 1.5 Meter)

Inilah salah satu citra satelit favorit yang paling banyak digunakan untuk keperluan IPPKH. Selain karena mempunyai resolusi spasial yang sudah memenuhi syarat, ketersediaan datanya hampir lengkap untuk seluruh wilayah di Indonesia. Data original Citra Satelit SPOT–6 dan SPOT–7 mempunyai tingkat resolusi spasial kelas 1.5 meter untuk moda pankromatik yang terdiri dari 1 band yang berada pada spektrum cahaya tampak (visible) dan 6 meter untuk moda multispektral yang terdiri dari 4 band yang berada pada spektrum cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared) atau biasa disingkat menjadi VNIR.

  1. Citra Satelit Pleiades–1A dan Pleiades–1B  (Resolusi Spasial Kelas 0.5 Meter)

Selain Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 yang sering disebut sebagai satelit “kembar”, Satelit Pleaides–1A dan Pleiades–1B pun acap dibilang sebagai satelit “kembar”, karena memiliki spesifikasi teknis yang sama. Satelit Pleiades-1A, Pleiades-1B, SPOT-6, dan SPOT-7, Satelit Pleiades–1A dan Pleiades–1B menghasilkan citra dengan resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m) untuk moda pankromatik yang terdiri dari 1 band pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan  2 meter  untuk  moda multispektral  yang terdiri dari 4 band pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared).

  1. WorldView–2 (Resolusi Spasial Kelas 0.5 Meter)

WorldView-2 merupakan salah satu citra satelit yang populer di kalangan yang sering menggunakan data citra satelit resolusi sangat tinggi baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Data original Citra Satelit WorldView-2 terdiri atas dua moda yakni pankromatik dan multispektral. Untuk moda pankromatik mempunyai resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m), yang terdiri dari 1 band dan moda multispektral dengan resolusi spasial kelas 2 m, yang terdiri dari 4 band VNIR, serta 4 band tambahan (band coastal blueyellowred edge, dan near infrared 2).

Untuk keperluan IPPKH, cukup pembelian dan atau yang disertai pengolahan data arsip original Citra Satelit WorldView-2 dengan pilihan 4 band VNIR, sedangkan 4 band tambahan tidak diperlukan, karena nantinya hanya menampilkan data Citra Satelit WorldView-2 hasil olahan warna natural atau warna sebenarnya pada layout, serta tampilan warna semu yang melibatkan band inframerah untuk memudahkan proses mapping (digitasi dan interpretasi) oleh interpreter dalam pembuatan peta penggunaan lahan dengan sumber data dari hasil olahan Citra Satelit WorldView-2.

  1. GeoEye-1 (Resolusi Spasial Kelas 0.5 Meter)

GeoEye-1 merupakan salah satu satelit penghasil citra resolusi sangat tinggi milik perusahaan Maxar Technologies. Data original Citra Satelit GeoEye-1 terdiri dari 2 (dua) moda yakni moda pankromatik yang terdiri dari 1 band dan mempunyai resolusi spasial mencapai 46 cm (0.46 m) pada posisi nadir, serta moda multispektral yang memiliki resolusi spasial hingga 1.65 meter pada posisi nadir, dengan jumlah 4 band yang berada pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (band merah, hijau, dan biru) dan band inframerah dekat (near infrared).

  1. WorldView–3 (Resolusi Spasial Kelas 0.3 Meter)

WorldView-3 merupakan satelit penghasil citra dengan resolusi spasial tertinggi saat ini untuk kepentingan komersial yang dapat diakses oleh semua kalangan. Satelit WorldView-3 mampu menghasilkan citra dengan resolusi spasial mencapai 31 cm (0.31 m) dalam posisi nadir untuk moda pankromatik yang terdiri dari 1 band, kemudian resolusi spasial 1.24 meter pada posisi nadir untuk moda multispektral yang terdiri dari 8 band, selanjutnya 8 band Short Wave Infra Red (SWIR) dengan resolusi spasial 3.7 meter pada posisi nadir, serta 12 band CAVIS (CloudsAerosolsVaporsIce, and Snow) yang memiliki resolusi spasial 30 meter dalam keadaan nadir. Untuk kepentingan IPPKH, customer cukup melakukan pembelian dan atau yang disertai pengolahan data original Citra Satelit WorldView-3 yang terdiri dari 4 band VNIR.

Hubungi kami untuk informasi berikutnya mengenai Citra satelit ini atau produk jasa lainnya. Kami adalah Konsultan Survey dan Pemetaan yang didukung oleh sumber daya manusia yang ahli dibidangnya. Kami merupakan reseller resmi produk citra satelit dari beberapa vendor didunia.

Growing The Map With Geotech.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *