MENGENAL SURVEY TERESTRIS DAN METODE PENGUKURANNYA

Tahukah kamu, bahwasanya dalam ilmu Geodesi, survey terestris umumnya merupakan salah satu bidang ilmu tersebut yang mana sering kali menjadi dasar dalam kurikulum perkuliahan. Adapun dalam bidang ini, biasanya dimulai dari ilmu ukur tanah yang mana mempelajari dasar – dasar pengukuran evaluasi dan posisi. Baru kemudian, dilanjutkan dengan pemetaan digital lebih canggih dan praktis dengan menggunakan alat – alat yang pastinya modern. Lantas, tahukah kamu mengenai survey pemetaan terestris dan apa saja metode pengukurannya? Apabila kamu penasaran dan ingin tahu lebih jelasnya, bisa simak uraian di artikel berikut.

Survei terestris merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan di permukaan bumi di mana pengamat melakukan kontak langsung dengan objek yang akan di petakan. Pada dasarnya pengukuran survei terestris dilakukan untuk mendapatkan informasi posisi dari suatu objek di permukaan bumi. Metode pengukuran  terestris mencakup pengumpulan data besaran arah, sudut jarak dan ketinggian yang diperoleh langsung dari lapangan. Survei terestris memiliki ketelitian informasi topografi (detil situasi, ketinggian/kontur, ukuran luas) yang cenderung tinggi apabila dibandingkan dengan teknik survei dan pemetaan lainnya. Untuk wilayah pemetaan yang tidak terlalu luas, survei terestris sangat efektif dilakukan.

Dalam praktiknya, survey pemetaan terestris ini dilakukan dengan mengambil data dengan cara melakukan survey lapangan untuk memperoleh titik – titik berupa koordinat titik X, Y dan Z. Yang mana, hasilnya nanti akan membentuk kontur dan data topografi lainnya. Beberapa pengukuran yang dilakukan dalam survey pengamatan terrestris antara lain sebagai berikut :

  1. Pengukuran poligon atau kring
  2. Pengukuran posisi planimetris
  3. Pengukuran detail situasi
  4. Pengukuran ketinggian

Mengenai metode pengukuran pada survey pengamatan terestris sendiri yakni menggunakan total station. Bisa dibilang, bahwa alat ini dinilai yang paling canggih dan paling sering digunakan. Alasan mengapa banyak surveyor pemetaan yang menggunakan alat total station ini yakni karena memang akses kemudahan dalam pengoperasiannya.

Dilihat dari alatnya sendiri, total station sudah dirancang secara digital dan beberapa versi baru dilengkapi oleh Global Positioning System (GPS) sehingga saat alat selesai diatur sedemikian rupa, maka akan secara otomatis memperlihatkan koordinat dimana alat tersebut berdiri. Alat ini juga merupakan versi digital dari theodolit sehingga untuk pembacaan sudut maupun jarak akan secara otomatis tertera pada layar total station.

Adapun saat melakukan survey pemetaan terestris dengan menggunakan total station, maka perlu dilengkapi dengan adanya prisma. Bahkan saat awal pengesetan alat, maka pastikan agar alat sudah berdiri tegak dengan posisi niveau datar dan posisi tingginya juga sudah diukur. Ukur bagian titik awal pengamatan sebagai bench mark (BM), kemudian tentukan titik sebagai back sight (BS) dan foresight (FS) untuk pengukuran kedua.

Setelah itu, akan dilanjutkan dengan melakukan pengukuran titik – titik survey yang sudah ditentukan. Terakhir, tinggal menembakkan total station ke arah prisma dan tekan tombol measurement beda tinggi dan jarak titik tersebut. nantinya, hasil pengukuran akan tersimpan pada alat total station dalam bentuk file yang bisa dikonversi ke berbagai format.

Itulah tadi penjelasan lengkap yang bisa kamu simak dan perhatikan baik – baik mengenai pengertian serta metode pengukuran pada survey terestris. Hubungi kami untuk informasi berikutnya mengenai survey terestris atau produk jasa lainnya. Kami adalah Konsultan Survey dan Pemetaan yang didukung oleh sumber daya manusia yang ahli dibidangnya. Kami merupakan reseller resmi produk citra satelit dari beberapa vendor didunia.

Growing The Map With Geotech.